Tuesday 25 December 2012

Danke, Freund


Sesuatu yang berarti di masa lampau walau hanya sekilas, tetapi masih membekas di dalam memori. Itulah kau kawan, sahabat maya pertamaku di dunia jejaring sosial. Dari semuanya aku bisa mengerti bahwa persahabatan tak mengenal batas. Berawal dari keisengan membuat alamat email; maklum saat itu Mei 2009 diriku belum terlalu mengenal apa itu internet. Dari situlah ku mendapatkan pengalaman dari Nulaz, sebuah situs jejaring sosial persis Facebook dan Twitter.

           Malam 27 Juni 2009, ku mengenal dirimu kawan, ketika ku melihat sebuah menu Recent Activity. Seorang remaja perempuan seusia 17 tahun, wajahnya mirip seorang Chinese… Ku bertanya, bagaimana ku bisa menjadi temanmu? Beruntung tak lama kemudian dia mengonfirmasinya, “Hi,may i ask you 'bout something? what's your name? where do you live?” Sedikit malu ku beranikan bertanya padanya, Chococookies. “My name is choice..i live in austria..but im Chinese..” Oh, berarti benar dugaanku, seorang Chinese berkulit putih. Tergelitik dengan pengalaman pertama, ku bertanya, “Oh.. Do u happy with the situation? how about people's reaction?”

            Dalam kalimatmu selalu terselip lambang ^^, selalu tersenyum kepadaku lewat pesan malam itu. Walau dirimu nun jauh di benua biru, tapi ku yakin pengalaman ini kan di dalam memori pikiranku. Engkaulah yang pertama kali mengubah paradigma bagiku bahwa sahabat di dunia maya kurang menyenangkan. “My german is perfekt^^,” sambil tersenyum dia menerangkan dirinya telah tinggal di Vienna sejak kecil bersama ibunya, so dia sudah benar-benar hafal berbahasa Jerman ^^. Ku ingat saat kita berbagi rasa dan pengalaman, termasuk ketika merasa lonely. Diriku di sini hanya bisa mendoakanmu kawan, semoga engkau baik-baik saja disana …

Menjadi temanmu adalah indah, kawan. Meski ruang dan waktu memisahkan kita, tapi persahabatan yang tulus takkan pernah lapuk. Tak lupa ketika engkau memberikan alamat emailmu, setelah sekian lama tak berjumpa sejak malam itu, ku melacak alamat FB mu dan ku berhasil menemukanmu kawan ^^ setelah sekian lama kita tak pernah share bersama. Ku harap dirimu akan tetap seperti Chococookies, baik dan ramah kepada semua orang, layaknya namamu di layar.  “Danke, Freund, you’ve give me one of the best experience.”

            22 Februari 2011. Ku lihat dirimu membalas pesanku yang sudah lama ku kirim, “Hi, yeah i was quite busy with school so i didn’t log in for a very long time ~ i'm fine. How ‘bout you? Everything okay?” Mengingatmu sungguh menakjubkan, pengalaman tak terlupakan itu tersembul kembali dalam pikiran. Kesibukan di sekolah takkan pernah memisahkan Freundschaft kita selamanya. Seorang kawan jauh di seberang benua, tak pernah bertemu secara langsung, mungkin untuk selamanya… Tapi ku akan tetap berharap dan mendoakanmu sahabat, dirimu kan hidup bahagia di sana, menjalani sebuah kehidupan yang menyenangkan. Ku yakin sahabatmu di sana juga tak akan kalah baiknya, sama denganmu. Semoga salam serta harapanku akan selalu tercurah untukmu, sebuah persahabatan yang tak akan pernah mengenal jarak ruang dan waktu, sahabat…

”fur Alice, ein unvergesslicher Freund in meinem Leben…”


TAMAT

Recent Activity                        = Kegiatan Terbaru
Chococookies                          = Semacam kue coklat seperti brownies
Freundschaft                           = Persahabatan


”fur Alice, ein unvergesslicher Freund in meinem Leben…”= untuk Alice, seorang teman yang tak pernah terlupakan dalam hidupku…

270211 





(tulisan ini dibuat saat aku masih kelas 10 dulu ^^ )

Monday 24 December 2012

NO LOVE = JOMBLO. SO WHATT??

Cinta .. Kalian pasti pada semangat kan membicarakan hal ini? Pastinya dong. Tapi, dipikir-pikir lagi, sebenernya kalian pada tahu nggak sih, kalau menjalin cinta dengan lawan jenis sebelum menikah (maksudnya pacaran) itu dilarang sama agama yang banyak dianut sama penduduk Indonesia, yaitu Islam?

Kalau belum tahu, wahh, kebangetan. Okelah, tahu atau tidak, itu urusan kalian (maksa! hehehe), soalnya yang dibahas kali ini bukan tentang pacarannya, tau tentang hukum Islam yang melarang pacaran. Disini, kita (dibantu anak SKI), bakal ngasih tau kamu sisi lain yang berlawanan dengan pacaran, yaitu jomblo. Mau tahu selengkapnya, baca yuk.

Kebanyakan manusia sekarang tidak begitu saja menempuh jalan yang disyari'atkan Pencipta-Nya. Kadang mereka membuat aturan sendiri pada beberapa persoalan. Contohnya saja persoalan tentang menjalin hubungan dengan lawan jenis. Kebanyakan manusia menempuh jalan awal pernikahan dengan pacaran, sesuatu yang tidak disyari'atkan sang Pencipta.

Melalui pacaran, pasangan yang berpacaran berharap bisa mengenal kepribadian dan seluk beluk pasangannya sebelum akhirnya memutuskan untuk menempuh hidup bersama.

Walaupun lazim dilakukan manusia saat ini, ada juga yang tidak mengambil jalan pacaran ini, mereka menjadi generasi muda tanpa pacar dan hidup tanpa pacaran, bahasa gaul saat ini mencap mereka dengan gelar JOMBLO.

Berikut adalah alasan mengapa seseorang memilih jomblo :

1. STUDI DULU
Sebagian anak muda merasa sadar akan pentingnya ilmu yang harus ia pelajari, sehingga mereka menunda masalah hubungan dengan lawan jenis dengan alasan karena masih sekolah/kuliah. Tidak bisa dipungkiri hubungan dengan lawan jenis berpotensi untuk mengganggu konsentrasi, apalagi jika hanya sekedar pacaran.

2. KERJA DULU
Kebanyakan orang tua juga setuju dengan alasan ini jika anaknya menjomblo. Biar kerja dulu, (agak) mapan dulu, biar bisa memberi makan anak orang, setelah itu silahkan pacaran! Demikianlah.
Orientasi bekerja tentu saja mencari penghasilan. Dengan demikian, yang belum bekerja dan tak ingin merepotkan orang tuanya mengambil alasan ini untuk tidak berpacaran.

3. MALU KEPADA LAWAN JENIS
Ini alasan yang berhubungan dengan kepribadian. Pada dasarnya malu adalah sikap terpuji, dalam banyak hal seharusnya kita mempunyai akhlak malu ini. Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Malu adalah sebagian dari iman." (Muttafaq Alaihi)

4. KARENA ALLAH SUBHANALLAHU WA TA'ALA
Alhamdulillah inilah alasan yang tepat, mengapa menjomblo? Karena pacaran TIDAK DISYARI'ATKAN dan SARAT MAKSIAT. Memang ketika ingin menikah harus mengenal dan mengetahui calon pasangan hidup, namun pacaran bukanlah cara yang mesti ditempuh. Informasi mengenai calon pasangan hidup bisa diperoleh lewat sumber yang terpercaya, keluarganya, teman dekat maupun saudaranya tanpa harus mendekati si dia.


Hmm, ternyata alasan-alasan buat menjomblo yang udah dipaparkan di atas ada benernya juga sih. Sekolah lancar, kerja fokus, dan makin dekat juga sama Sang Pencipta. Gimana, ok nggak?? Tak ada cinta alias jomblo, so what gitu loh? :)



Sumber : Majalah Kiprah SMANIKA Edisi 8 Semester Ganjil 2011/2012

Friday 21 December 2012

Semua Berawal dari Mimpi dan Impian

           “Hidup berawal dari mimpi”. Mungkin sebagian dari kita familiar dengan lagu Bondan tersebut. Yah, gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi. Kata Nidji, mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Tak peduli latar belakang siapa kita, mimpi adalah hak setiap orang untuk melakukannya, tanpa dipungut biaya sepeserpun. Right?


            Tak hanya sekadar mimpi, tapi juga impian. Jika mimpi hadir saat kita tidak sadar, maka impian ada pada saat kita benar-benar sadar. Mimpi dan impian dalam bahasa Inggris sama-sama disebut dream. Seperti apa kita nantinya tidak ditentukan oleh keadaan kita saat ini, tetapi lebih ditentukan oleh impian kita saat ini. Dengan impian, kita akan semakin terpacu menggapai tujuan yang kita dambakan. Sekalipun kita telah mencapai puncak kesuksesan, bukan berarti kita lantas berhenti memiliki impian. Pengusaha sekelas Sandiaga Uno saja masih memiliki impian. Padahal beliau merupakan salah satu orang Indonesia terkaya dan masih berusia muda. Tanpa impian, kita hanya berjalan di tempat. Tapi bukan pula sembarang impian, tetapi impian yang luar biasa. Maka dari itu, sangatlah penting untuk memiliki impian saat ini, tanpa harus menunda-nundanya.


            Setelah impian, sangatlah penting untuk segera merealisasikannya saat ini. Ya, saat ini! Kita harus sadar bahwa mimpi, impian, niat atau tekad belaka tanpa dibarengi tindakan tidak akan merubah keadaan kita. Selagi kita mampu mewujudkan impian lebih cepat, jalan menuju impian tersebut bakal lebih mudah didapat. Tapi bukan pula kita lantas menghalalkan cara instan untuk meraihnya. Jika kita bermimpi untuk sukses, kita juga harus siap berproses. Banyak kisah para orang-orang sukses di masanya selalu menghadapi tantangan dari lingkungannya. Konon Thomas Alfa Edison yang drop out dari sekolah saja mampu menciptakan penemuan bola lampu setelah lebih dari 1000 kali berproses.


            Setelah mimpi, impian, dan tindakan, ada satu lagi elemen yang tak boleh terlupakan; do’a. Kita memang berhak berencana, namun Tuhan selalu punya rencana terbaik bagi kita. Berdo’alah kepada-Nya, niscaya kan Dia kabulkan. Tanpa do’a, berarti kita cukup pede untuk melupakan Sang Maha Penentu, alias takabur. “Bekerjalah seakan-akan engkau hidup selamanya, dan beribadahlah seakan-akan engkau akan mati esok.”


            Dengan impian, mimpi, tindakan, dan do’a, kita dapat berharap apa yang kita dambakan dapat segera terkabul. Motivasi yang paling utama adalah demi Allah Ta’ala, serta usaha untuk membawa suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Tak hanya dalam perkataan saja, tapi dalam tindakan dan usaha yang dapat menginspirasi sesama. Intinya, Dream N Action! Jadilah pionir agen perubahan, sekarang!

211212

Setetes Keheningan



Semburat sinar terang menerangi langkah
Setapak terjal langkah yang kulalui
Sesayup gemerisik embun mengalir
Membasahi bebatuan penuh kisah

Hai, apakah engkau yang ada di sana?
Setitik cahaya memudarkan kehampaan
Sosok yang terangnya selalu menunjukkan jalan
Dari terowongan gelap gulita menuju altar pengharapan

Sebuah tetes keheningan menembus khayalku
Tersadar dari derai ombak menggulung
Bebaskan sanubari dari letihnya jiwa
Yang hempaskan kalbu pikirku

Oh Tuhan,
Kutakjub akan segala keindahan-Mu
Alam angkasa raya luas membentang
Dan kawan yang terbitkan keceriaan
Pancarkan hembusan angin kebahagiaan

:)


Saturday 15 December 2012

The First Winning Competition : English Week UNESA 2010


“Iman, kamu ikut tim Quiz Alliance mewakili SMANIKA yah..”

            Suara mbak Evin membuatku terkejut; diriku yang kemampuan bahasa Inggris yang terbatas akhirnya bisa mewakili sekolahku di lomba cerdas cermat Bahasa Inggris. “Alhamdulillah deh, akhirnya aku bisa ikut,” batinku. Anak-anak yang berniat mengikuti lomba ini diwajibkan membuat esai If I go to Australia, karena penyeleksiannya bareng dengan seleksi peserta OZ, itu loh lomba dari Jawa Pos yang berhadiah ke Aussie (tapi nggak nyambung karena lombanya lain)

            Menyisihkan dari sebagian anak-anak anggota EC (English Club) yang diketuai Miss Evin, begitu ku memanggilnya, memang agak sulit. Anak-anak yang berminat mengikuti berbagai perlombaan untuk ekstra ini harus melalui tahapan seleksi yang ketat. “Wis aku nyerah aja, Man,” kata Randy, salah satu temanku.

Well, aku sendiri pernah mengalaminya. Ketika audisi pemilihan peserta untuk lomba debat, para peminat harus melalui tahapan-tahapan yang sulit serta mendebarkan (tentu saja bikin capek). Jadwal sekolah yang teramat padatnya sampai tak bisa dicairkan, ditambah jadwal ekstra sangat menyita waktuku. Belum lagi jarak antara rumah dan sekolah yang jauuh banget, so pastinya badan bisa jadi 5L (lemah, letih, lesu, lunglai, lemas, kayak kurang darah aja).

            Dan akhirnya detik-detik terakhir pemilihan peserta Quiz Alliance alias cercem English ini membuat ku bersorak riang dalam hati. Bersama salah satu teman sekelas dan seorang teman lainnya kami siap bertarung dalam arena nanti. Pertarungan yang akan membuat kami sport jantung karena levelnya Jatim dan Bali

            Pertarungan adu kecerdasan bukan adu tinju-tinjuan loh.

            Dengan lengkapnya regu sekolah kami di kompetisi nanti, latihan pun digeber. Ada lima macam perlombaan yang akan diadakan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Yang pertama debat, uji kecerdasan dalam mengeluarkan opini, tentunya dalam bahasa Inggris. Kemudian News Reading, kita berlagak menjadi warta berita yang setiap hari rutin nampang di layar kaca. Ada lagi Speech, lomba pidato seperti biasa. Terus Story Telling, bercerita mengenai dongeng atau legenda di depan audiens. Yang terakhir Quiz Alliance, lomba cerdas cermat English.

Justru di sini timku lah yang kelimpungan. Info lomba yang kurang lengkap plus kesan panitia yang menutup-nutupi format lomba membuat kami dan pembina pusing tujuh keliling. Bahkan pembina kami yang merupakan mahasiswa UNESA pun tak tahu menahu soal formatnya. Yang kami tahu hanyalah materinya, yaitu menyerupai ujian TOEFL, grammar plus pengetahuan umum.

Herannya, ketika regu lomba lain serius berlatih, kami sendiri kelimpungan mau latihan kayak gimana. Habis formatnya geje alias ga jelas sih. Tim kami, teman sekelasku anak X-8 Dito, anak X-2 Ryan, dan aku sendiri hanya garuk-garuk kepala melihat keseriusan regu lain utamanya tim debate.

            “Sst jangan diganggu mereka lagi konsentrasi..”
           
Kami hanya membahas soal-soal grammar aja, itu pun kalau dihitung materinya nggak ada selembar pun. Hah, terus kami belajar apa?

            Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi, kami sepakat belajar buku tentang grammar dan TOEFL. Plus saling tukeran soal-soal yang dibuat sendiri (tapi nggak terealisasikan). Saat latihan, kami hanya dibimbing beberapa menit aja, kontras dengan debate yang selalu dianakemaskan (maklum pembinanya juga orang debate dan perlombaan yang sering diadain adalah debate juga).

            “Kalian latihan aja bahas grammar atau cari-cari bahan materinya. Panitianya sudah tak hubungi, info materinya ya yang aku omongin tadi,” Mas Choi memberikan tipsnya. Sebenarnya nama aslinya sih bukan Mas Choi, tapi mas Khoirul Anwar. Para senior memanggilnya mas Choi, jadilah kami harus mewarisinya.

            Biar kelihatan Chinesenya gitu…

            Akhirnya hari-hari perlombaan datang juga. Lomba yang bernama English Week ini memperlombakan lima macam lomba tadi. Yang kebagian tanding pertama adalah debate, kemudian News Reading, Speech, Story Telling, dan yang terakhir Quiz Alliance.

            Sayang sekali, delegasi kami di semua cabang perlombaan rontok. Prestasi terbagus hanyalah debate, salah satu tim kami berhasil lolos ke Quarter Final alias perempat final. Ckck, bisa dibayangin pesertanya dari seluruh Jatim dan Bali, semuanya harus berdiskusi tentang opininya masing-masing di tengah membeludaknya peserta di auditorium.

            “Untung nggak ikut debate..”

            Hari Kamis, 11 November 2010 timku berlomba. Bersama Dito dan Ryan kami siap menghadapi segala macam rintangan (termasuk wajah memerah ketika harus tersingkir duluan). Reputasi sekolah kami di level Jawa Timur sebenarnya cukup diperhitungkan, jadi ya agak malulah kalau babak pertama terlempar duluan.

            Memakai baju batik sekolah, izin ke ruang BK dan guru, kemudian langsung weerr..kami berangkat menuju arena perlombaan menggunakan motor (tapi motor suaranya nggak werr gitu). Bersama salah satu senior kami di EC, kami pun harus dibuat bingung. Alamak lewat mana nih UNESA?

            Di UNESA kami pun masih harus menghadapi kebungungan yang membuat jantung terus bergetar karena nervous atau bahasa gaulnya sekarang cenat-cenut. Kami sampai-sampai tersesat di fakultas Bahasa Jepang saking awamnya pengetahuan mengenai UNESA. Untunglah ada mas-mas yang baik hati yang lagi duduk-duduk di pendapa yang mau kasih tahu soal letak lombanya.

            Ya udah sekarang kita langsung ke intinya aja yaa.. Di ruang auditorium perlombaannya dimulai pukul 8 pagi, tapi jarum jam sudah lebih 15 menit. Kemoloran kami ternyata tak mempengaruhi jalannya lomba loh.

            Ya iyalah kita kan cuma peserta.. Kemoloran pun sudah jadi budaya di negara kita…”

            Di technical meeting sebelumnya ada tahapan pengundian. Tim sekolah kami akan berlaga menghadapi dua SMA negeri lainnya, ada yang dari Gresik juga Jember, jadinya lombanya tiga-tiga gitu. Tiap regu ada tiga orang, jadi yang maju di depan ada sembilan anak. Di situ sudah disediain bel, pertanyaannya diberikan panitia secara dialog dan powerpoint. Siapa yang bisa duluan silahkan ditekan belnya.

            “Teet…”

            Kami berempat mengambil duduk yang berjejer di auditorium. Ternyata di sana sudah banyak yang ngumpul juga. Dari ekspresi wajah mereka terlihat cukup kegerahan, bukan karena teriknya matahari, wong ruangannya di ruang ber-AC gitu.
Mereka kegerahan karena panitianya harus molor sampai satu jam, karena yang bertugas membuka acara belum datang.

            Aku sendiri masih harus menahan dinginnya AC, terus menggigil. Ditambah jantung yang bergetar begitu kencangnya, maklum baru pertama kali ikut lomba kayak gini. Mata merem, mulut komat-kamit membaca do’a, dan tangan bersedekap memeluk tas menjadi ekspresiku di pagi itu yang mendung.

            Giliran kami bertanding lamaaa banget. Sekitar jam 11 kurang berapa gitu, barulah waktunya kami tampil. Keringat dingin mengucur deras dari tubuhku ketika dipanggil nama sekolah kami, dan aku harus menahan pandangan para peserta yang masih tersisa dan lolos ke babak selanjutnya.

            “Satu, dua , tiga, hup..”

            Andaikan di situ aku bisa berlari kencang dan berteriak sepuasnya, niscaya jantung dan pikiran ini gak bakalan cenat-cenut lagi. Tapi lagipula siapa yang mau langsung ditandu ke RSJ saat itu juga?

            Keteledoranku tak membawa kacamata ternyata berimbas besar. Aku nggak bisa ngeliat soal-soal yang ada di powerpoint. Untunglah Dito yang jago ngartiin soalnya mau share sedikit ke aku dan Ryan. Untungnya kompetitor kami juga sempat melongo ketika soal diberikan.

            Tanpa kesulitan berarti, akhirnya tim kami berhasil maju ke babak berikutnya dengan skor telak. Kekuatan kami terletak pada soal pengetahuan umum, kalau benar diganjar skor 50. Lumayanlah buat pengganjal nilai, hehe J

            Berhasil lolos ke perempat final, ekspresiku juga tetep sama. Mata merem melek, mulut melantunkan do’a-do’a menjadi ciri khasku. “Gimana ini kalau kita nggak lolos,” tanyaku berulang-ulang kepada tim dan pembinaku. Sampe-sampe mereka bosen dan cekikikan ngeliat ekspresi wajahku yang harap-harap cemas.

            Perempat final, formatnya dua-dua, dan lawan kami berasal dari Sampang. Dari babak sebelumnya kami berpendapat mereka jago dalam grammar. Mereka berhasil menyisihkan peserta lain dengan jawaban yang cepat nan tepat. Alhasil keputus asaan ini terus membumbung, takut kalau harus tersingkir duluan.

            Perlahan tapi pasti, pengetahuan umum kembali menyelamatkan kami juga. Mereka memang jago dalam grammar yang rata-rata poinnya 30, tapi kami berhasil juga kawan, menjawab soal-soal general knowledge. Di akhir laga kami bersalaman, ku mengira merekalah yang menang. “Kita yang menang,” kata Dito. Hah, kok bisa? Ternyata aku baru sadar perolehan kami tipiiss banget… Skor 200-195 untuk kita!

            Semifinal melawan anak Madura lainnya, SMA dari Pamekasan pun kami lalui dengan mudah. Semangat itu akhirnya membara dalam diriku, berhasil melaju ke final berarti sudah menggenggam satu tempat untuk mendapat trofi yang dari tadi mejeng di depan. “Semangat semangat!”

            Di final, kami berhadapan dengan anak Mojokerto dan Pamekasan (lagi-lagi yah). Beradu cepat dengan mereka ternyata sulit sekali kawan. Saat panitia belum selesai membacakan soalnya, mereka sudah memencet belnya duluan. Hiks…

            Walau tak menarget juara satu, tapi aku optimistis meraihnya. Tak ada hal yang tak mungkin kan di perlombaan ini. Tapi ya sudahlah, kami harus puas dengan rangking dua, mengingat performa anak Mojokerto dalam menjawab soal-soalnya, baik grammar maupun pengetahuan umum.

            “Yeah, yeah, yeah!” sorakku. Kulihat saat prosesi penyerahan trofi sang jawara ada yang melakukan sujud syukur atas kemenangan mereka. Yah, akhirnya perjalanan melelahkan timku berbuah manis. Meski di cabang lain kami gagal, setidaknya secara keseluruhan kami masih lebih baik dari kompetitor utama sekolahku, SMA dari pusat kota Sidoarjo.

            Perjalanan kami usai sudah. Dewi Fortuna ternyata menaungi timku, kendati persiapan kami minimalis banget. Di akhir perjalanan kami berempat, timku dan senior yang mendampingi masih aja ketawa cekikikan heran dengan tingkah lakuku yang dari tadi super duper aneh.

            “Kamu yang artiin soalnya yah..” kata Ryan kepada Dito.

            “Oh ya, kamu yang jawab pertanyaan grammarnya,” balas Dito.

            “Hahaha, mereka pasti lagi-lagi menggodaku,” gumamku. Pemandangan sunset di ufuk timur di sepanjang perjalanan pulang turut menambah keceriaanku, belum pernah aku menyaksikan pemandangan matahari terbenam seperti layaknya di pantai Kuta ini.

            “Ah seandainya hadiahnya jalan-jalan ke Bali gimana yah..” :)


      2nd Winner Quiz Alliance SMANIKA
     Dari kiri : (Ryan, Deeto, mbak Nita, Iman)

Tes Masuk SMA tercinta

Kali ini aku mau sharing pengalaman soal masuk di SMAN 1 Krian Sidoarjo, sebuah sekolah RSBI terletak di pinggiran kabupaten Sidoarjo . .

Kalo kalian berkunjung ke sana pasti bakal terkagum-kagum sama tamannya :D #promosi
Sekedar intro, sekolah ini diresmikan tahun 7 September 1981 dan diresmikan oleh Bpk Gub. Priyosudarmo, gubernur Jawa Timur waktu itu.
Ok lanjuutt . .


Saat melihat pengumuman SMA pertama kali di mading SMP . .
Waktu itu bulan Mei 2010, beberapa hari setelah sekolahku SMPN 1 Taman Sidoarjo ngadain rekreasi perpisahan di Bali. Iseng aja pas jalan-jalan di depan ruang guru, ada papan pengumuman yg di sananya ditempelin berbagai pengumuman, salah satunya ttg pengumuman masuk SMA RSBI di Sidoarjo. Kebetulan ada 2 SMA di situ, SMAN 1 Sidoarjo sama SMAN 1 Krian . .
Bingung, beberapa lama dibikin mikir juga, enaknya pilih yang mana yaa . . :v

Di rumah, langsung dateng ke mama buat konsultasi, ya udah katanya beliau coba disurvey aja dulu, jadilah aku sama salah satu saudaraku ngunjungin 2 SMA favorit itu #wuusss

Akhirnya setelah beberapa lama setelah itu, aku mutusin ikut tes di SMANIKA aja, secara jaraknya lebih deket plus sama-sama RSBI juga, jadilah waktu itu sekitar minggu kedua bulan Mei sepulang sekolah mama langsung ngajakin daftar ke sana . .

Jaraknya yg lumayan jauh juga bikin sedikit tegang, maklum kalo boleh bilang aku anak rumahan #curhat
Di sana, ada puluhan anak-anak SMP bareng ortunya udah pada registrasi, well di sana udah ada beberapa guru yg udah stand by. Oh ya utk masuk di sekolah RSBI itu salah satu persyaratan utamanya nilai rata-rata raport SMP untuk pelajaran yang di-UNASkan min. 75, sebelum daftar ke sana di ruang guru SMP sama walikelas tercinta yg udah jadi pendamping dari kelas 7-9 Bu Tri Ribawati guru Geografi yang super duper baik dibimbing buat ngitung nilai total di rapot. Setelah pas memenuhi syarat jadi yakin bakal bisa diterima (ada sih nilai bahasa Indo dapet 74 pas kelas 7, gurunya GALAK + JUTEK -,- )


Sehari sebelum tes dimulai . .
Hari minggu 23 Mei 2010, waktu itu aku bareng beberapa saudara ngerayain ultahnya salah satu saudara kami yg kedua di McD di salah satu mall Surabaya. Ketika itu banyak tamu undangan, termasuk juga Chinese yang dari pihak papanya dateng juga (rasanya agak aneh sih berinteraksi dengan bareng mereka, bahkan sampe sekarang).

Beberapa jam keasyikan di sana akhirnya saat galau tentang soal tes pun datang juga  :p pulang malemnya baca-baca buku materi di saat-saat terakhir sebelum tes . .
Ya Allah kabulkanlah impian hamba . .


Hari Pertama
Dag dig dug nunggu hari-H akhirnya tiba juga. Dengan semangat dan optimisme tinggi aku pun berangkat ke SMANIKA buat tes tertulisnya. Sampai di sana, sempet bingung juga cari tempatnya. "DIMANA INI??" #lebay

By The Way, saking luasnya SMANIKA sampai akhirnya kesasar ke ruang guru, hufftt . . Tapi untungnya nggak jauh dari situlah ruang  kelas tesku terletak. Duduk manis, baca buku, nggak peduli lingkungan sekitar ---> ciri khas anak cupu . Kira-kira setengah jam kemudian tes berlangsung tegang dan mendebarkan , soalnya cukup "mudah" dan "santai" (untuk ukuran anak SMA). Sehabis tes cobain jalan-jalan di sekitar tamannya, bagus juga euy meskipun gak sebagus sekarang, lumayan buat refreshing :D


Hari Kedua
Di hari berikutnya, para calon siswa berhadapan dengan psikotes. Tesnya itu meliputi seperti tes kecermatan, hitung cepat, dan daya ingat tentang bangun ruang dengan diberi batasan waktu tertentu dan diselenggarakan SMANIKA bekerjasama dengan lembaga Psikologi UNAIR. Kira-kira kebayang nggak seberapa sulit tesnya?
A : "Tesnya sulit eaa" (pasang muka bete)
B : "Halah gampang kok, dikerjain sambil merem juga bisa :D " #pasrah
C : "Tenang tenang, semua bisa dikabulkan dengan kantong ajaib"  --> gak nyambung

Kuncinya, harus tanggap dan cermat melihat soalnya. Karena diberi durasi kita nggak akan bisa lirik kanan kiri, jadi hasilnya bakalan mendekati murni 100% *bahagia*


Hari Ketiga
Tes ketiga ini adalah tes interview conversation English. Personally we were interviewed face to face with the English teacher one by one (sok inggris). Kebetulan aku kebagian hari pertama, nunggunya lebih lama waktu itu membuat sedikit perbedaan. Ada yang duduk sambil baca buku dialog English, ada yang mainan HP, etc. Terlalu biasa? Ini lho perbedaannya --> soft skill kita terasah. Waktu itu aku berkenalan dengan beberapa temen yang di kemudian hari bakalan jadi temen sesekolah. Masih inget waktu itu kenalan sambil ngomong bareng sama Khoirul Dimas (sekarang anak IPA 6 eks X-5) sama Hyang Iman Kinasih (anak IPA 7 eks X-3) dan sama-sama diinterview oleh Mom Suciasri, guru kelas 12 :* . Lumayanlah bisa mengurangi stress sekaligus menjalin silaturahmi sesama calon murid :) .

Tesnya waktu itu diwawancarai tentang kehidupan kita sehari-hari, motif mengapa kita ingin bersekolah di situ, dll. Dibutuhkan keterampilan berbicara yang bagus, mental yang terasah, serta do'a for passing this kind of test.


Tesnya udah selesai, terus ngapain? Tawakkal, tetap optimis bisa diterima. 
Lanjut ke part terakhir - Menjelang Pengumuman


Sabtu, 5 Januari 2010 . .
Bangun --> bersih-bersih --> persiapan lihat pengumuman
Waktu itu sekitar jam 11-an bareng saudaraku kita bersiap ke sekolah buat lihat pengumuman.
Dan ternyata . .

"Nanti pengumumannya langsung diumumkan jam 12.00 di web resminya langsung," kata pak satpamnya.
Eng ing eng . . Cegek luar biasa, bisa dibayangkan saudara-saudara :D
yaudah kita pulang, di rumah langsung ubek-ubek laptop, sialnya karena waktu itu pulsa modem habis, jadilah tak ada modem telepon rumah pun jadi, dan internetnya pun super duper lemot, jadilah sekitar setengah satu bisa loading sepenuhnya di halaman resminya . .
Hasilnya?

Alhamdulillahirobbilalamin Ya Allah terimakasih atas rahmat-Mu ini . .  Tanggal ini menjadi momen bersejarah bagiku. Dengan nilai cukup tinggi sekitar 91 koma berhasil menduduki peringkat 8 dari 288 siswa. Kebayang betapa bahagianya saat itu, sujud syukur sambil meluk mama . .
Kata saudaraku itu yang nilainya di atas 90 bener-bener kualitas RSBI #aamiin .
Sempet pula sama kerabat yang tinggal deket rumah dihadiahi minuman ringan berupa susu murni pasteurisasi yang biasa dijual keliling, lumayanlah bisa menyegarkan dahaga semangat belajar di jenjang sekolah yang lebih tinggi #hiperbolis .

Insya Allah di sekolah baru ini dapat mendukung cita-cita ke depannya, meskipun mulai saat itu jarak sekitar 25 km pulang pergi harus ditempuh tiap hari. Berbekal semangat man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh pasti bisa, dengan ini dimulailah sejarah baru dalam kehidupan di masa SMA #ketokpalu .

Welcome to the new world . . :)